Judul Buku : Perempuan Menjunjung Separuh Langit
Penulis : Nicholas D. Kristof & Sheryl WuDunn
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2010
ISBN :
978-979-22-6418-0
Tebal Buku : 370
Buku ini menceritakan kisah-kisah wanita tangguh yang memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaan dirinya atas penindasan dan pemerkosaan hak-hak kemanusiaannya. Buku ini membawa kita ke dalam perjalanan melalui Afrika dan Asia untuk menemui perempuan luar biasa disana. Ada Rath-remaja putri Kamboja bertubuh pendek dan mungil, cantik, semangat, percaya diri dan lincah, sosok anak gadis yang perawakan tak mennjolnya kontras dengan kepribadiannya yang matang dan supel- dijual sebagai budak seks di Thailand, setelah berulang kali mencoba kabur, sampai akhirnya bertemu dengan aparat polisi namun justru datang malapetaka lain, ia kembali di jual di daerah berbatasan namun akhirnya berhasil melarikan diri dari tempat pelacuran dan kini mengelola toko untuk menghidupi keluarganya.
Usha
Narayane, dia hidup diwilayah kumuh di daerah pinggiran India, lahir dari orang
tua yang terdidik (hal yang tabu bagi masyarakat sana), dia mampu menamatkan
sekolahnya dan lulus menjadi sarjana perhotelan. Pendidikannya membuatnya ia
tak takut apapun. Dia sadar bahwa desanya sangat mengenaskan, dimana para
wanita di perkosa dan dipermalukan, dan dia berusaha memperjuangkannya menuntut
keadilan ke pihak aparat, sampai pada akhirnya ia berhasil dan warga desanya
mulai mendukung dan sadar bahwa
perempuan juga harus berani menuntut dan tidak bungkam.
Di
Pakistan kita menemukan Mukhtar Mai, ia tumbuh besar di keluarga sederhana di
Merewala dan tidak pernah merasakan pendidikan sedikitpun. Dia perkosa beramai-ramai
oleh klan Mastoi, awalnya ia merasa terhina dan akan bunuh diri namun
keluarganya selalu mengawasi perilakunya kemudian pemimpin setempat berbicara
atas nama Mukhtar dalam khotbah Jum’ah dan menyatakan bahwa pemerkosaan adalah
penghinaan yang bertentangan dengan islam. Setelah hari demi hari berlalu,
sikap Mukhtar berubah dari terhina menjadi murkan dan dia melakukan sesuatu
yang revolusioner: Dia pergi ke polisi dan melaporkan pemerkosaan, mereka agak
terkejut lalu mulai menahan para pelaku. Mukhtar diberikan uang kompenasasi.
Namun alih-alih ia menggunakannya, ia memutuskan untuk berinvestasi pada
sesuatu yang sangat dibutuhkan desanya—sekolah.
Tidak
berhenti disitu Mukhtar tidak lagi bungkam, ia bertekad untuk membantu
menyelamatkan orang-orang di desanya, sampai akhirnya ia mendirikan sekolah,
rumah penampungan, organisasi kelompok pemberi bantuan, yang menyediakan layanan
hotline 24 bagi perempuan yang dianiaya, klinik resmi gratis dan
perpustakaan. Keberanian Mukhtar mulai berdampak, bahwa wiraswasta social tidak
melulu dari golongan atas, dulu pemerkosaan terjadi dimana-mana, namun Mukhtar
mengubah paradigma itu, lalu para wanita dan anak perempuan berani melawan dan
melapor ke polisi.
Mamitu,
yang dibesarkan di desa terpencil Ethiopia tanpa merasakan pendidikan formal
sedikitpun namun kini melatih ahli bedah di Addis Ababa. Ada Saima di Pakistan
yang kerap dipukuli suaminya namun kini berhasil menggerakkan roda perekonomian
desanya. Dan masih banyak lagi perempuan-perempuan yang berhasil mengatasi
hambatan yang tak terbayangkan sulitnya demi mengubah hidupnya dan dunia.
Perubahan
terbesar dalam sebuah masyrakat hanya bisa dilakukan oleh orang yang mengalami
dan berada dalam lingkupnya. Satu
pelopor saja akan memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat yang
terkungkung adat yang biadab, dan akan membawa perubahan yang tidak terkira. Pendidikan
adalah tonggak utama pemutus rantai kekejian dan kebiadaban. Melalui pendidikan
wanita-wanita akan dibekali pengetahuan dan pemahaman yang membawanya maju dan
terus berkembang sehingga berani melawan tindakan yang tidak sesuai dengan
kemanusiaan.
Melalui
buku ini, kita akan melihat bahwa kunci menuju kemajuan ekonomi berada di
tangan wanita-wanita yang potensinya masih terpendam. China menjadi makmur
karena mendukung emansipasi wanita dan membuka kesempatan bagi para wanita
untuk berkiprah di bidang ekonomi formal. Melakukan hal sama diseluruh dunia
merupakan strategi terbaik untuk melawan kemiskinan.
Wow, perempuan-perempuan ASIA ya. Aku baru tau buku ini :))
BalasHapusiya kak, recomended banget buat dibaca kak :)
Hapus